Pages

Friday, March 10, 2017

Penerjemahan Berbantuan Komputer

Name:  Adibah Arizkiamarta
NPM: 10613196
Class:   4SA01


Original Text:
Kain Songket Palembang Dulu dan Sekarang
(Posted on September 21, 2016 by Author Etnira)

Sejarah kain Songket Palembang
Sebagai Negara yang kaya akan rempah-rempah, tak jarang banyak pedagang dari luar negeri yang sengaja datang ke Indonesia. Lalu lintas perdagangan di masa lampau oleh pedagang-pedagang dari India, Cina, Arab, Amerika, dan Eropa untuk melakukan transaksi jual beli di Indonesia turut mengakibatkan akulturasi budaya. Akulturasi budaya atau penyerapan budaya asing yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia salah satunya ialah menenun.
Palembang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mengakulturasi budaya menenun. Palembang terkenal dengan budaya menenun kain songket yang menjadi ciri khas dari kota ini. Songket merupakan kain tenun yang proses pembuatannya dilakukan dengan menyungkit / mencongkel sejumput benang berwarna lain untuk menyelipkan benang emas dan perak.

Fungsi Songket
Dahulu songket hanya dikenakan oleh bangsawan untuk acara-acara tertentu dan menunjukkan status sosial pemakainya. Namun seiring perkembangan zaman, songket Palembang jg dapat digunakan oleh kaum perempuan dalam upacara adat perkawinan. Selain dikenakan oleh mempelai wanita, kain tenun songket juga dapat dikenakan oleh pihak keluarga maupun penari dan tamu undangan.
Kain tenun songket Palembang juga dapat digunakan dalam prosesi penyambutan tamu (pejabat / tamu luar Kota Palembang) maupun pada peristiwa / kegiatan tertentu. Kain songket Palembang sangat dihargai dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Palembang.

Perkembangan Kain Songket Palembang
Pada awal perkembangannya, sebagian besar pembuatan songket dikerjakan oleh perempuan. Pengrajin songket di Palembang menjadikan kegiatan menenun sebagai kegiatan sambilan sambil menunggu waktu ibadah sholat. Kegiatan menenun ini dilakukan oleh ibu rumah tangga, gadis remaja yang hendak berumah tangga, perempuan lanjut usia.
Saat ini pengrajin songket tidak hanya membuat songket untuk dijadikan kain atau sarung saja melainkan juga diaplikasikan menjadi pakaian wanita dan pria, hiasan dinding, pakaian boneka, aksesoris, selendang, permadani, sarung bantal, seprei, taplak meja, dan lain-lain.


Translated by Google Translate:
Kain Songket Past and Present
(Posted on September 21, 2016 by Author Etnira)

History fabric Songket
As a country that is rich in spices, often many traders from abroad who come to Indonesia. Trafficking in the past by traders from India, China, Arab, American, and Europe to make buying and selling in Indonesia contributed to acculturation. Acculturation or absorption of foreign culture conducted by Indonesian society one is weaving.
Palembang is one area in Indonesia that mengakulturasi weave culture. Palembang is famous for songket weaving culture that is characteristic of this city. Songket is a fabric woven manufacturing process is done by menyungkit / gouging another pinch of colored yarn to slip the gold and silver thread.

Function Songket
Songket formerly worn only by royalty for special occasions and showed the social status of the wearer. However, over the times, Palembang songket jg can be used by women in a traditional wedding ceremony. Besides worn by the bride, songket can also be worn by the family as well as dancers and invited guests.
Songket cloth can also be used in the procession of guests (official / outdoor living Palembang) and the event / specific activities. Palembang songket is greatly appreciated and a source of pride for the city of Palembang.

Developments Kain Songket
In early development, manufacture songket mostly done by women. Craftsmen make songket weaving activities as a sideline activity while waiting for their daily prayer. The weaving activities carried out by housewives, teenage girls who want to settle down, elderly women.
This time not only makes the craftsmen songket songket cloth or gloves to be used alone but also applied to women and men garments, wall hangings, doll clothes, accessories, scarves, rugs, pillowcases, bedspreads, tablecloths, and others.


Edited by Me:
Songket Palembang in the Past and Present
(Posted on September 21, 2016 by Author Etnira)

The History of Songket Palembang
As a country that is rich in spices, so many merchants from abroad deliberately come to Indonesia. The commercial trafficking in the past by merchants from India, China, Arab, American, and Europe while doing transactions in Indonesia was causing the acculturation. Weaving is one of the activities of acculturation or absorption of foreign culture conducted by Indonesian society.
Palembang is one of the areas in Indonesia that acculturated weave culture. Palembang is well-known by songket weaving culture, which is also the characteristic of this city. Songket is a fabric woven which the process of its making is done by hooking or gouging a group of other colored threads and then slip the gold and silver threads in it.

The Function of Songket
Songket formerly worn only by royalty in special occasions and it showed the social status of the wearer. However, as the time goes by, Palembang songket can also be used by women in a traditional wedding ceremony. Besides worn by the bride, songket is also can be worn by the family as well as dancers and the invited guests.
Songket also can be used in the procession of welcoming guests (officials / from outside Palembang) and the event / specific activities. Palembang songket is greatly appreciated and it is a pride for Palembang society.

The Development of Songket Palembang
At the beginning of its development, the production process of songket mostly done by women. The craftsmen make songket weaving activities as a sideline activity while they’re waiting for daily prayer. The weaving activities carried out by housewives, teenage girls who was about to settle down, and elderly women.
Nowadays, songket’s craftsmen are not only make songket to be used as fabrics or sheathes but also applied to women and men garments, wall decorations, doll clothes, accessories, scarves, tapestries, pillow cases, bed-covers, tablecloths, and so on.